Quote:
Tanya donk sama rekan2, di blog P.Vier bln Mei ada beb. kalimat "SMA10 diatas EMA30", sebenarnya apa bedanya SMA dan EMA?? Mksh |
Pada dasarnya ada 3 jenis tipe moving average
yaitu
1. SMA (simple Moving Average)
2. WMA (Weighted Moving Average)
3. EMA (exponential Moving Average)
Untuk varian2nya ada beberapa seperti Hull MA, Guppy MA dsbnya
Perbedaannya terletak pada cara kalkulasinya untuk menghasilkan nilai rata-rata.
1. SMA
Jika saya mempunyai data 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Kemudian saya akan menerapkan metode SMA dengan 3 periode dan 4 periode maka hasilnya akan seperti ini:
jadi
SMA= jumlah data dibagi banyak data
2. WMA (Weighted Moving Average)
. Pada SMA, bobot setiap harga baik dua minggu lalu atau pun dua hari yang lalu memiliki bobot penilaian yang sama. Pada WMA data terakhir memiliki bobot yang lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga sebelumnya.
Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru.
3. EMA (Exponential moving average)
EMA (Exponential Moving Average)
XMA merupakan penyempurnaan dari metode SMA. Seperti kita ketahui bahwa pembobotan SMA merupakan penyebab yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan sinyal perubahan trend. Pemberian bobot pada EMA sama seperti juga pada WMA, melibatkan periode. Hanya saja perbedaannya jika pada WMA semakin panjang periode yang kita gunakan maka semakin besar bobot nilai terakhirnya, maka pada EMA terjadi sebaliknya yaitu semakin panjangperiode yang kita pakai maka semakin kecil pembobotan nilai terakhir yang kita pakai.
dari mana nilai previous EMA pada data nomor 6 karena bukankah kita belum sama sekali memiliki nilai EMA pada bagian sebelumnya? Jawabannya, nilai previous EMA tersebut adalah nilai SMA. Jadi, nilai XMA untuk data pertama adalah sama persis dengan nilai SMA. Dalam contoh diatas besarnya adalah 25,666667. Diperoleh dari (25+24+28+24+26+27)/6 = 25,666667. Sama persis dengan cara menghitung SMA
Dilihat dari pemberian sinyal bullish atau bearish memang EMA merupakan indikator yang dapat memberikan sinyal yang lebih dini dibanding keduanya. Tentu saja demikian karena toh EMA memang diciptakan untuk mengeleminir kekekurangan varian MA pendahulunya. Tapi jika pertanyaannya adalah mana yang lebih baik, ini menjadi sangat relatif bergantung pada si pemakai.
Sebagai panduan, semakin sensitifnya sebuah indikator memang akan menjadi sangat membantu untuk memprediksi harga. Namun sebaliknya, semakin sensitif maka akan semakin banyak juga false signal yang dihasilkan yang artinya bisa saja sinyal yang diberikan ternyata salah atau tidak berlangsung lama. Itu sebabnya kembali bergantung pada sang trader.
Jika Anda adalah seorang yang lebih menyukai permainan yang lebih “safe”, mungkin SMA menjadi lebih cocok dibandingkan varian lainnya. Dan sebaliknya bila Anda menyukai permainan yang lebih beresiko (yang juga berari kemungkinan memperoleh keunutungan akan sama besarnya dengan resiko yang mungkin terjadi) maka EMA akan lebih baik menurut Anda karena lebih responsif dan lebih cepat dalam pemberian sinyal. Jika Anda seorang penganut “poros tengah”, silakan gunakan WMA. Yang jelas indikator hanyalah sebuah instrumen, kitalah yang menentukan keputusan berdasarkan petunjuk instrumen tersebut.
Sebenarnya jika dilakukan perhitungan melalui Mean Percentage Absolute Error (MAPE), maka EMA akan memberikan error yang lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Namun tetap saja bukan berarti EMA adalah absolut yang terbaik.
11 komentar:
Bagaimana Menurut Bung dengan Jurik Moving Avarage (JMA)? Seprtinya dengan kehadiran "New Breed" Moving Avarage ini membuat SMA, EMA, WMA, serta Moving Avarage lainnya seperti: KAMA, AMA, MEF, MMA, DEMA, VIDYA, T3(Triple EMA), & Hull Moving Avarage, dsb seperti Moving Avarage "jaman Kuda masih gigit besi".
Silahkan anda Cek di websites sbb:
http://www.jurikres.com/catalog/ms_ama.htm
Saya tunggu reply Postingan dari Bung Adit.
Thanks a lot Man.
Pada Dasarnya teknikal indikator berangkat dari Moving Average tepatnya simple Moving Average. Sedangkan pengembangan laininya seperti WMA, EMA, JMA, DEMA serta varian2 Moving Average yang laiinnya tetap berangkat pada konsep dasar Moving Average. Yaitu mencoba merata-ratakan harga. Perbedaaanya hanya pada cara penghitungan, metode yang dipakai serta harga yang dipakai untuk dirata-ratakan.
Kala berbicara lebih dalam lagi, basic dari semua Indiator teknikal analisis adalah prinsip dasar dari Moving Average itu sendiri.
Tujuan yang dicapai tetap sama yaitu mencari kesimpulan dari pergerakan harga di masa lalu
Kalau menurut saya yang membuat kita bisa profit dalam trading adalah bukan karena kita memiliki tools2 yang canggih2 dan terbaru. Tapi kepada Trading Rules dan Trading Strategy kita serta yang elbih jauh lebih kepada kesiapan psikologis kita.
Simple Rules Much Better
Setuju !...
Simple Is Better But Not As Simpler (Albert Einstein)
Agustin Silvani (Petinggi di MIG-FX) didalam ebooknya "Beat The Forex Dealer" mengatakan bahwa salah satu kliennya hanya menggunakan MA 10 & MA 20 By Closed untuk meraup pips.
Mengenai Komentar Mas Adit:"Tapi kepada Trading Rules dan Trading Strategy kita serta yang elbih jauh lebih kepada kesiapan psikologis kita." Saya ingin menambahkan sedikit selain Trading Plan + Trading System & Psikologi, juga yg tidak kalah penting nya besarnya Margin & berapa Rsik Tolerance per trade itu juga yang akan menentukan Tadre kita untuk kemenangannya.
Krn misalnya Trading Plan + System kita sudah baik, tetapi Margin tidak cukup untuk Stop Loss yg ditaruh pada Peak atau Throughnya (mis. Dana Pas2an menggunakan Leverage 1:100) berarti sulit untuk mencapai Target Profit yg ingin dicapai.
Trims Mas Adit.
yup terima kasih atas masukannya
Margin, contract size dan leverage sangat berpengaruh dalam strategi trading kita.
Masalah lain dalam trading selain psikologis adalah pemilihan strategy trading yang sesuai dengan strategy trading yang kita miliki.
Pada diskusi saya dengan dengan beberapa teman seperti Adek Krishna dan Darma. Metode Trend following ini memang membutuhkan modal yang kuat.
Karena itu beberapa teman menerapkan strategy ini dengan menggunakan micro account (contract size 1000) agar strategynya bisa berjalan sesuai dengan margin yang dimiliki
Thks untuk masukannya
Yth Mas Adit;
Kira2 kalau dengan leverage 1:100 di Broker Lokal dengan spred rata2 5 s/d 10 pips & rate Rp6000/ Dolarnya,
Kira2 berapa minimal Investasi kita untuk menggunakan Tehnik "Bukit & lembah" ini di Broker Lokal, & Berapa Lot per posisi kalo turunnya ?
Apakah lebih bagus turunnya dengan multi Lot jadi kalao sudah berjalan sesuai dengan arah posisi kita sebesar risk yg kita pasang (sebesar Stop Loss) kemudian kita Likuid seagian & sisanya kita Trailing & stop Lossnya kita naikan ke Breakevent position (Free Trade-No Risk) ataukah lebih bagus setelah 1/2 posisi Lot kita likuidasi kemudian Stop Loss kita naikan dengan tehnik2 lain spt base dari ATR(14)/2 (utk Timeframe Daily)dari EMA 10 By Close ataukah dengan Formula sbb: Stop Loss yg lama + Stop Loss yg baru (dari Bukit atau lembah yg baru)* 0.85 ? Kira2 mana yang bagus Bro ?
Trims Mas, reply dari anda akan sangat berarti sekali buat kami2 ini para Forex Traders.
Saya lebih banya menggunakan metode trailing dengan menggeser stoploss ke posisi break even
Terakhir saya coba teknik ini di HSI market.
tiap membentuk LT saya masuk lagi tapi dengan kuantitas yang sama (1 lot) (Masih Rule standar)
Tapi sebenarnya dengan fibonacci kita bisa melakukan penambahan posisi baru ketika sedang terjadi koreksi sehingga. akan banyak sekali penambahan posisi nantinya..ini salah satu pengembangannya. Jadi kalo dengan teknik dasar kita bisa dapat 3 kali lipat dari real trend dengan teknik yang sudah dikembangkan ini kita bisa dapat hampir 10 kali lipat dari real trend
Kalau untuk broker di Indo untuk bisa pakai teknik ini secara optimal saya rekomen > 200jt
Thanks a lot Mas Adit, very2 appreciate for your reply.
Btw bicara soal Money Management Saya mau Sharing ebooknya Dr. Van Tharp : "Trade Your Way for Financial Freedom" ini Linknya:
http://www.esnips.com/doc/dd3d5c39-eae1-4290-9699-68d377c4e64f/Trade-Your-Way-To-Financial-Freedom---Van-K-Tharp
Semoga dapat bermanfaat utk kita semua. Thank you
Oh iya Bro lupa satu lagi per 1 posisi kita masuk 1 lot ya ? Dengan Margin Up diatas Rp200 jt tsb (utk di Broker Forex Lokal) bila ingin menggunakan tehnik "Bukit & Lembah" ini ?
Thanks.
iyah kira2 begitu bos..kalau mau digunakan untuk day trade
Thanks a lot Bro;
Btw Saya ada attachemnt Indikator Jurik Moving Avarage, Aroon, Ultimate Oscilator, MACD 9versi gerald Apell punya krn yg Metatrader.4 punya MACD Standard yg punya Thomas Asphray alias MACD Histogram), dsb untuk Platform Metatrader.4 & bisa digunakan untuk Trading di Forex, Komoditi, Indeks, & Stock (CFD) yang memakai Platform Metatrader.4 e.q. ODL, FX-Pro, Alpari, dsb.
Berikut linknya:
http://w14.easy-share.com/1701267276.html
Cara installnya:
Closed Platform Metatrader.4, kemudian Download file diatas & segerea Unziped dengan Winzip, setelah itu Copy seluruh isi folder tsb (Ctrl + A kemudian klik kanan Mouse + klik Copy)kemudian buka My Comp - Local (C) - Program File - Metatrader.4 - Expert - Indicator (Paste semua difolder Indicator ini).
Kemudian Closed Windows, nyalakan kembali Platform Metarader.4 buka Indikator kemudian cari Custom Indicator, pilih indikator yg ingin anda gunakan misalnya Jurik Moving Avarage dsb.
Selamat mencoba & semoga berhasil.
MANTAPS;
:)
"bagai mana mengimplemetasikan analisa menggunakan moving average untuk trading dsbnya berdasarkan 8 rules of moving average."
Bisa disharekan dalam bentuk Postingan Bro Aditya ? Thanks
Posting Komentar